Genjek: Katakan Tidak pada Narkoba


Genjek: Katakan Tidak pada Narkoba
IBW Widiasa Keniten
Pesan yang tertulis pada judul di atas teramat sering dibaca. Pesan itu mengingatkan agar selalu waspada terhadap peredaran narkoba. Narkoba tidak hanya merambah perkotaan saja juga sudah sampai ke pelosok desa. Bahkan kalangan anggota dewan, kalangan yang tahu hukum juga ada yang terpengaruh karena narkoba. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dari semua kalangan baik pemerintah, masyarakat, maupun kalangan pendidik.
Amat disayangkan, generasi muda sampai tercemari oleh narkoba. Tidak hanya membahayakan secara fisik juga mental, psikis, dan juga sosial-sepiritual. Tidak jarang para pecandu akan melakukan tindak kriminal yang mengganggu sendi-sendi kehidupan masyarakat. Kerja sama semua komponen masyarakat perlu terus digalakkan agar peredaran narkoba tidak membuat generasi muda penerus bangsa tergantung pada narkoba.
Seniman genjek juga tergelitik dengan keberadaan narkoba. Genjek Narkoba mengisyaratkan bahaya dari pengaruh narkoba. Harapannya agar terbina kerja sama dalam memberantas keberadaan narkoba. Menyadari bahaya narkoba membawa pengaruh yang kurang sehat, maka larik-larik genjek menyampaikan pesan-pesannya: unduké jani irage perlu waspada/ané mekade rakyaté sanget resah/obat narkoba ané mentik buka jani/to sube nyusup di tengah masyarakaté/narkoba obat terlarang sampun akéh mebukti/ ané ngeranayang tua bajang buduh paling// (melihat situasi sekarang kita perlu waspada, yang menyebabkan rakyat sangat resah, narkoba yang tumbuh seperti sekarang ini, itu sudah menyebar di tengah masyarakat, narkoba obat terlarang sudah banyak terbukti, yang menyebabkan tua muda terganggu jiwanya).
Perhatian dan kewaspadaan perlu terus ditumbuhkan. Narkoba seperti tertulis di atas sudah memengaruhi kalangan orang tua maupun anak muda bahkan juga di kalangan anak-anak yang masih duduk di dunia pendidikan. Kerja sama dari semua pihak hendaknya terus terjalin. Kampanye, penyuluhan atau inspeksi mendadak amat diperlukan agar peredaran narkoba tidak terus beredar dalam masyarakat. Orang tua, pendidik, tokoh masyarakat, kepolisian perlu membangun hubungan yang sinergis dalam memerangi narkoba.
Narkoba tidak hanya akan mengahancurkan generasi muda juga bangsa dan negara bisa menjadi terganggu, maka perlu dimusnahkan. Dampak dari peredaran narkoba bisa membawa efek yang kurang sehat. Kematian karena tergantung narkoba tidak jarang terjadi. Wajarlah semua pihak mengharapkan agar menjauhi narkoba dan katakan tidak pada narkoba: obat narkoba jalan ento musnahang/sawiréh sanget ngerusak panegare/masyarakat sanget pesan nemu pakeweh/ ada né buduh liu nengemasin mati// (Ayolah narkoba itu dimusnahkan, karena sangat merusak negara, masyarakat amat sangat mendapatkan kesulitan, ada yang gila bahkan ada yang sampai meninggal dunia).
Harapan agar perdaran itu tidak sampai mengganggu masyarakat diungkapkan dalam larik-larik yang cukup menarik. Pemerintah beserta jajaran terkait diharapkan agar tiada henti menyadarkan masyarakat agar selalu mewaspadai narkoba. Jika harapan itu tercapai tentulah keseimbangan berjalan dalam kehidupan sosial yang diistilahkannya dengan kertaharja. Kertaharaja hanya bisa terwujud jika perbuatan-perbuatan yang mencemari kehidupan sedikit demi sedikit berkurang. Kejahatan akibat narkoba tidak ada lagi: pirengang pinunas titiang/mantuk ring bapak pemerintah/gelisang icalang/ mangda jagaté kertaharja// (dengarkan permohonan kami, pada bapak pemerintah, cepat hilangkan, agar negara ini aman sentosa sehat sejatera).
Amat wajar kalau semua pihak berharap agar kesejahteraan, keamanan selalu terjaga di dalam masyarakat. Kemajuan sebuah bangsa akan banyak dipengaruhi oleh tata kelola pemerintah. Pemerintah tentu saja mengharapkan agar masyarakatnya selalu berusaha meningkatkan kehidupannya. Kehidupan berjalan harmonis apabila penyakit masyarakat karena narkoba terus diperangi. Diharapkan juga para penegak hukum memberikan hukuman yang setimpal atau seberat-beratnya bagi pengedar atau pemroduksi narkoba. Diharapkan juga bagi para pecandu narkoba agar bisa melepaskan diri dari jeratan narkoba.
Campur Koda
Menarik disikapi kata-kata yang dipilih dalam Genjek Narkoba ini, seniman genjek melakukan campur koda antara bahasa Indonesia dengan bahasa Bali sehingga ditemukan keberagaman bahasa di dalamnya. Campur kode menurut B.B. Kachru (Jendra, 2010: 2007) ialah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara konsisten. Beberapa kata bahasa Indonesia memasuki bahasa Bali di antaranya: /resah, nyusup, musnahang, ngerusak/ Kata-kata itu sebenarnya bisa disulih menjadi: /resah=inguh, nyusup=ngrubeda, musnahang=ilangang, ngerusak=ngusak/. Kata/ musnahang/ bahkan digabung dengan akhiran-ang yang dipakai dalam bahasa Bali, misalnya dalam pengunaan ilang-ang menjadi ilangang. Ada unsur memerintah di dalamnya.
Campur kode seperti ini bukanlah hal baru dalam bahasa Bali karena pemakaian bahasa terkadang tanpa disadari atau disadari hal itu dilakukan. Beberapa faktor penyebabnya. Pertama, bisa karena faktor kurang menyadari bahwa sinonimi kata-kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya ada dalam bahasa Bali. Kedua, memang diciptakan agar terjadi campur koda agar kata-kata yang digunakan lebih variatif. Katiga, ingin menambah efek keindahan atau secara tidak sadar menginginkan nantinya bahasa Indonesia bisa sebagai wahana di dalam menyebarluaskan seni genjek. Keempat, bisa juga ingin mencari atau menggali kemungkinan-kemungkinan baru dalam berkesenian lewat larik-larik yang campur kode.
Campur kode menunjukkan bahwa para seniman genjek sebagai dwibahasawan baik reseptif maupun produktif. Campur kode bahasa Indonesia ke dalam bahasa Bali memperkuat dugaan bahwa penutur bahasa Bali memahami bahkan mampu menggunakan bahasa Indonesia dalam ragam seni genjek. Larik-larik dengan diksi terpilih penuh renungan menyebabkan canpur kode sebagai penguat dalam mengolah diksi menjadi ungkapan-ungkapan rasa yang menggugah pendengar maupun pembaca.
Nasihat-nasihat dan renungan-renungan yang sifatnya mendidik dalam Genjek Narkoba perlu disebarluaskan. Kesadaran akan dampak negatif narkoba tidak hanya bisa disampaikan melalui media visual juga bisa ke dalam media audio-visual. Genjek sebagai bagian karya seni sebaiknya diberikan tempat agar tetap tumbuh dalam upaya penyampaian pesan-pesan mendidik. Pesan-pesan ini amat bermanfaat bagi kesinambungan penanggulangan bahaya narkoba. Terjadinya campur koda dalam pemilihan larik-larik genjek adalah sesuatu yang wajar terjadi karena pelaku seni genjek rata-rata dwibahasawan.
Penulis adalah guru SMAN 2 Amlapura

Labels: ,