Membolos Saat Jam Belajar



Membolos Saat Jam Belajar
IBW Widiasa Keniten
            Membolos adalah tindakan yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang pelajar. Tugas pelajar  adalah belajar. Orang yang gemar belajar menjadi terpelajar. Tanggung jawab sebagai seorang pelajar yang terpelajar adalah belajar dan terus belajar. Amat disayangkan waktu belajar yang singkat, dikurangi dengan tindakan membolos.
            Peserta didik membolos bisa disebabkan karena (1) kejenuhan belajar, (2) pengawasan di sekolah kurang maksimal, (3) kompensasi dari ketidakberterimanya keputusan dengan dirinya, (4) ingin coba-coba, dan juga (5) pengaruh teman.          Sekolah pun akan merasa terganggu kenyamanannya jika anak-anak didiknya sampai ditangkap oleh Satpol PP. Anak didik akan tetap menjadi tanggung jawabnya karena tindakan membolos dilakukan pada saat peserta didik semestinya belajar dan berada dalam proses pembelajaran.
            Hal ini bisa dikurangi dengan memberdayakan komponen pendidikan yang ada mulai dari guru, kepala sekolah, pegawai, satpam, masyarakat, dan lembaga terkait lainnya.Kerja sama dengan lembaga terkait terus ditingkatkan agar membolos bisa dicegah dan peserta didik bisa menjalankan tugasnya untuk belajar. Masa depan bangsa terletak di pundak generasi muda.
Mengabsen dan Kontrol Masyarakat
            Guru sebelum pembelajaran berlangsung diharapkan mengabsen peserta didiknya. Ini sebagai langkah awal mengetahui keberadaan peserta didik. Catatan kehadiran peserta didik sebagai bagian dari penilaian sikap peserta didik mengenai kehadirannya di sekolah. Jika peserta didik teramat sering tidak mengikuti pelajaran, guru bisa menyampaikannya kepada wali kelas, BK, dan juga kepala sekolah. Dan jika, diperlukan tindakan pemanggilan peserta didik dan diketahui oleh orang tua peserta didik. Informasi dari orang tua mengenai keadaan pribadi dan hubungan sosialnya dengan orang tua perlu diperhatikan. Tidak jarang peserta didik melakukan kegiatan membolos karena ada masalah dengan orang tuanya. Tindakan membolos sebagai sebuah perlawanan terhadap sikap orang tuanya.
            Informasi mengenai kondisi peserta didik  di dalam kelas perlu terus dikoordinasikan dengan guru-guru lainnya. Penanganan peserta didik menjadi tanggung jawab bersama di sekolah, orang tua, dan masyarakat. Sinergitas ini perlu ditanamkan sedari awal agar perbuatan membolos bisa dicegah lebih dini. Peserta didik jika permisi dari sekolah sebaiknya ada catatan dan surat permisi bahkan jika perlu pemberitahuan dari orang tua bahwa peserta didik permisi sehingga kontrol tetap ada dari sekolah dan dari orang tua peserta didik.
            Kontrol dari masyarakat amat penting. Ini sebagai indikasi bahwa masyarakat menaruh harapan yang besar terhadap masa depan anak bangsa tercinta. Laporan mengenai peserta didik yang sering berada di suatu tempat perlu ditindaklanjuti oleh pihak sekolah dan orang tua. Bersyukurlah masyarakat peduli terhadap anak-anak bangsa. Keberlanjutan kontrol perlu dijaga. Lembaga terkait seperti Satpol PP perlu diajak bekerja sama.
            Setiap sekolah berharap agar anak didiknya berhasil dalam meraih pendidikan dan memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga, dan bangsa tercinta. Kerja sama ini akan berdampak positif bagi sekolah dan juga bagi peserta didik. Peserta didik yang menyadari hakikat dirinya untuk belajar dan menyadari bahwa tindakannya yang diambil kurang tepat bisa menjadi anak-anak bangsa yang berguna. Karena dari kesadaran inilah, menjadikan dirinya maju dan sukses meraih pendidikan dan sukses dalam menjalani kehidupan. Tidak jarang anak-anak seperti ini memiliki kompetensi yang belum dimaksimalkan dalam pengembangannya. Sekolah tentu akan amat berbangga dan guru akan berbahagia jika peserta didik yang pernah keliru seperti membolos dalam jam pelajaran sukses dan meraih masa depannya.
            Anak-anak yang membolos sebaiknya ditangani bersama dengan pihak sekolah, guru, kepala sekolah, dan juga orang tua. Penyadaran terhadap sebuah tindakan yang kurang bagus memang perlu proses panjang. Cinta dan kasih sayang terhadap peserta didik hendaknya terus dikembangkan. Kecintaan ini akan dirasakan oleh peserta didik setelah mencapai kedewasaan dalam bersikap dan berpikir. Peserta didik akan berterima kasih karena berkat perhatian guru, kepala sekolah, dan lembaga tekait menjadi anak-anak bangsa.        Tindakan memusuhi tidak akan menyelesaikan masalah. Cintai dan dengar keluhannya sehingga tidak mengulangi lagi perbuatannya karena pelajar adalah ana-anak bangsa dan anak masa depan.

Labels: