Menumbuhkan
Kepudulian Peserta Didik
IBW
Widiasa Keniten
Menumbuhkan sikap peduli dengan sesama di kalangan
peserta didik perlu terus dibangkitkan dan dikembangkan. Banyak kegiatan yang
bisa menumbuhkan sikap peduli dengan sesama. Misalnya, mengajak peserta didik
mengunjungi panti asuhan, panti jompo, melihat lebih dekat anak-anak jalanan
ataupun anak-anak yang seusia dengannya yang kurang beruntung. Hal ini amat
penting terutama agar tumbuh sikap empati dan simpati dengan sesama.
Peserta didik yang didekatkan dengan masalah-masalah yang
ada di lingkungan sosialnya paling tidak akan bisa merasakan roda kehidupan
sosial. Di hati peserta didik akan timbul rasa bersyukur bisa bersekolah dan bisa
belajar. Pihak-pihak sekolah sebenarnya bisa mengupayakan hal ini sedari awal.
Perencanaan di lembaga pendidikan atau sekolah dibuat bersama komite dengan
melibatkan peserta didik sehingga manfaat dari sebuah kunjungan dipahami dengan
jelas oleh pihak orang tua peserta didik.
Kepedulian sosial akan dapat meningkatkan rasa menghargai
terhadap sesama. Penerapan cinta kasih telah terwujud sehingga teori yang
dibelajarkan di kelas bisa langsung menyentuh pada ranah sikap sosial dari
peserta didik. Cinta dengan sesama sebagai bekal awal dari peserta didik dalam
bersosialisasi dalam ranah sosial yang lebih luas. Dalam pergaulannya pun akan
muncul rasa rendah hati dan menyadari hakikat dirinya sebagai manusia. Di
samping itu, bisa menghormati harkat dan martabat orang lain. Cinta sesama
adalah bagian dari cinta terhadap hidup itu sendiri.
Kepedulian
dengan Lingkungan Alam
Kepedulian
dengan lingkungan alam adalah bagian dari cinta terhadap alam. Manusia hidup
dari alam dan nantinya akan memberi makna hidup terhadap alam. Alam adalah
anugerah Tuhan yang semestinya dijaga dirawat dan dicintai. Alam pun akan
memberikan cinta kasihnya selama manusia mencintainya begitu juga sebaliknya.
Peserta didik bisa diberdayakan agar tumbuh kepuduliannya
terhadap alam. Misalnya dengan melaksanakan out bound, peserta didik akan bisa
terjun langsung dengan kehidupan alam. Mendekatkan peserta didik dengan alam
meningkatkan kepercayaan dirinya akan kebesaran Tuhan. Tuhan memberikan alam.
Amat wajar alam dijaga kelestariannya. Banyak hal bisa dipelajari dari out bound
misalnya memupuk kerja sama dengan sesama peserta didik. Belajar hidup mandiri,
belajar mengatasi setiap tantangan yang ada, sikap-sikap ini akan bisa
menumbuhkan rasa bertanggung jawab terhadap alam.
Penananam hutan ataupun kegiatan memungut sampah plastik
sebagai salah satu kegiatan yang perlu dikembangkan. Kegiatan ini bisa
dijalankan pada saat ulang tahun sekolah ataupun pada waktu kegiatan sekolah
akhir semester. Kejenuhan dalam kegiatan belajar di sekat-sekat kelas bisa
dikurangi dengan mengajak peserta didik keluar belajar mencintai alam.
Kepedulian
dengan Budaya
Kepedulian budaya
termasuk benda budaya bisa dibangkitkan dengan mengunjungi museum. Harus diakui
peserta didik amat jarang yang diajak ke museum. Museum bukan hanya tempat
melestarikan benda-benda budaya. Museum juga memberikan ruang belajar untuk
mengenal lebih dekat dengan budaya. Contoh sederhananya, amat jarang ada
program sekolah yang mengajak anak didiknya ke museum subak ataupun museum lukisan.
Museum subak akan memberikan lebih
banyak informasi tentang sistem pertanian ala Bali. Meski diakui subak sekarang
ini sudah mulai digerus keberadaannya. Museum lukisan akan memberikan informasi
mengenai beragam gaya maupun perkembangan lukisan di Bali. Pembelajaran ini
akan bisa menumbuhkan rasa kekagumannya pada pemikiran-pemikiran pendahulunya
dan diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi peserta didik dalam belajar
selanjutnya.
Benda-benda budaya memberikan informasi banyak mengenai
pola pikir masyarakat pada zamannya sehingga akan ditemukan benang merahnya
dengan masyarakat sekarang. Mendekatkan peserta didik dengan museum akan bisa
menumbuhkan rasa memiliki dan melestarikan selanjutnya diharapkan bisa
mengembangkannya menjadi lebih baik.
Peserta didik juga didekatkan dengan tokoh-tokoh yang
peduli, cinta, dan terus melestarikan budaya Bali. Misalnya diajak mengunjungi
seorang budayawan, tokoh pelestari bahasa Bali, seniman patung, seniman tari, sastrawan
ataupun pelukis sehingga kecintaan terhadap budaya terus tumbuh subur di hati para
peserta didik. Peserta didik adalah pewaris masa depan budaya. Peserta didik
akan merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap budaya. Sikap menjauh atau kurang peduli bisa dikurangi. Sekolah
juga bisa menghadirkan tokoh-tokoh budaya atau pelestari sebuah budaya sehingga
bisa berdialog langsung sang budayawan. Ini sebagai langkah awal menumbuhkan
kecintaan peserta didik dengan budayanya sehingga budaya Bali tetap bertahan
dan terus diberdayakan sesuai dengan perkembangan zaman.
Peserta
didik perlu terus dibekali dengan kepedulian sosial, kepedulian terhadap alam,
dan juga kepedulian terhadap budaya. Sikap peduli ini akan menjadi bekal
baginya untuk menuju kedewasaannya dalam berpikir, bertindak, maupun berkata
dalam tatanan hidup yang lebih luas.
Labels: Esai