Pendidikan
yang Mendewasakan
IBW
Widiasa Keniten
Pendidikan diharapkan bisa mendewasakan perkembangan
psikis, mental, dan rohani peserta didik. Pendidikan seperti ini perlu sebuah
proses sehingga peserta didik menyadari harkat dan martabatnya sebagai manusia
yang berpendidikan. Masyarakat pun akan merasa bersyukur dan berterima kasih
karena lembaga pendidikan mampu menghasilkan generasi yang dewasa.Memang
tidaklah mudah untuk mewujudkan pendidikan yang mendewasakan pola pikir dan
juga pola sikap peserta didik. Beberapa kenyataan menunjukkan bahwa pendidikan
yang dijalani katakanlah sudah tamat belum menunjukkan sikap-sikap yang dewasa.
Kreativitas guru dalam pembelajaran bisa mendorong
peserta didik untuk lebih berpikir dan bersikap menuju kedewasaannya.
Pembelajaran yang konvensional di samping cepat menjenuhkan juga kedewasaan
peserta didik tidak berjalan secara optimal. Perlu usaha dan kreativitas guru
dalam membangun, mengembangkan, dan memberdayakan kompetensi peserta didik
menuju optimalisasi sikap dan pola pikirnya.
Melatih
Berpikir dan Bersikap Dewasa
Kematangan berpikir dan bersikap tidak sepenuhya
berbanding lurus dengan usia karena tidak jarang usianya semestinya sudah mampu
berpikir dewasa. Akan tetapi, dalam bersikap belum menunjukkan sikap dewasa. Beberapa
faktor penyebabnya, 1) peserta didik jarang diberikan tantangan dalam berpikir
dan bersikap dalam mengambil sebuah keputusan; 2) Peserta didik jarang dilatih
dalam mengembangkan kematangan berpikir; 3) berlum ada semangat dari dalam diri
peserta didik untuk belajar memandirikan pikiran dan sikapnya; 4) komunikasi
yang jarang dilakukan baik di rumah maupun di sekolah, 5) Pemberian tanggung
jawab terhadap sebuah pekerjaan jarang diberikan, dan 6) kurang disadari bahwa
tugas yang diberikan adalah sebuah tanggung jawab.
Latihan berpikir dan bersikap menjadikan peserta didik
terbiasa dalam menghadapi sebuah tantangan. Kesadaran akan pentingnya sebuah
tantangan akan meningkatkan kualitas berpikir dan kualitas sikapnya. Semakin
beragam latihan-latihan yang diberikan akan semakin beragam pula kemampuannya
di dalam menganalisis sebuah permasalahan dan mencari solusi ataupun jalan
pemecahannya.
Beberapa
kegiatan yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan
bersikap dewasa. 1) Latihan Menjadi Pemimpin. Latihan ini menantang peserta
didik untuk membagi perasaan, pikiran, dan juga waktu sehingga mampu di dalam
mengelola sebuah masalah. Pembagian kelompok di kelas maupun yang lainnya
sebaiknya bergantian sehingga semua peserta didik bisa merasakan manfaat dari
mengelola sebuah organisasi. Di samping itu, peserta didik akan bisa memupuk
sikap solidaritas antarteman yang pada akhirnya akan meningkatkan solidaritas
antarsesama. Belajar menjadi pemimpin sebagai bekal awal menuju kedewasaannya.
2)
Latihan Berbicara di Hadapan Temannya. Latihan ini akan menambah keyakinan
dirinya di samping juga untuk melatih kemampuannya berkomunikasi serta belajar
menata pikirannya. Guru yang mengetahui bahwa peserta didiknya malu untuk
berbicara perlu membelajarkan peserta
didik untuk berani berbicara. Latihan-latihan seperti ini kelihatannya kecil.
Akan tetapi, manfaatnya dirasakan setelah menamatkan bangku pendidikan. Peserta
didik merasa memiliki pengalaman berbicara di hadapan orang lain. Ketakutan dan
kurang percaya dirinya akan secara perlahan berkurang. Latihan berbicara secara
santun di hadapan teman-temannya dapat memupuk kesantunan dalam bersikap. Di
samping itu, tidak jarang kemampuan berkomunikasi seperti ini menjadi modalnya
dalam menjalin persahabatan dan pergaulan yang lebih luas.
3) Latihan Mendikusikan masalah-masalah
Sosial. Peserta didik akan merasa dekat dan terpanggil terhadap problematika
sosial. Misalnya problematika tentang lingkungan hidup, perubahan gaya hidup,
perubahan pandangan hidup, maupun tentang kemiskinan sehingga peserta didik tidak ragu lagi dalam menghadapi setiap
perubahan-perubahan yang berjalan seiring perkembangan jiwanya. Mendekatkan
peserta didik dengan problematika sosial akan menjadikan dirinya memiliki makna
dalam hidupnya. Kepeduliannya bisa berkembang secara lebih baik.
4)
Latihan Bermain Peran. Latihan ini bisa berwujud bermain drama. Peserta didik
mendramatisasikan bisa sebuah puisi atau cerpen atau membuat sebuah naskah
drama yang bisa menjadikan berani besikap dan berpikir karena tidak jarang
sebuah teks drama lupa saat diperankan sehingga diperlukan kemampuan berpikir
dan kemampuan bersikap tanggap terhadap teman bermain. Secara tidak sadar
peserta didik belajar berimprovisasi dan mampu mentransformasikan sebuah teks.
Latihan berpikir dan bersikap yang beragam
akan menjadikan peserta didik memiliki ruang dan waktu untuk mengekspresikan
dirinya. Sikap dan keragu-raguannya secara perlahan akan berkurang sehingga
percaya dirinya akan semakin tumbuh. Percaya diri tumbuh dapat dikatakan bahwa
peserta didik sudah mampu bersikap dewasa. Kedewasaan dalam berpikir dan
bersikap tidaklah datang dengan sendirinya perlu latihan dan pengalaman
sehingga setiap menghadapi problematika peserta didik menjadikannya sebuah
tantangan dan perlu sebuah jalan keluar ataupun pemecahannya.
Labels: Esai